Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo dan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) berhasil mengembangkan budidaya lobster.
Unit Pelaksana Teknis DJPB BPBAP Situbondo sudah berhasil menemukan teknologi budidaya lobster,” ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb. Haeru Rahayu seperti dilansir dari laman kkp.go.id.
Tb. Haeru menjelaskan, upaya pengembangan ini merupakan instruksi dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Menteri KP sangat berkomitmen untuk mengembangkan budidaya lobster nasional. Itu sebabnya KKP selalu siap mendukung perkembangan budidaya, seperti akses sarana dan prasarana, pendampingan teknologi, dan lainnya.“Untuk budidaya lobster, kami di KKP mendukung penuh baik regulasi, pendampingan, dan hal lain yang dibutuhkan untuk peningkatkan produktivitas lobster. Karena kita ingin Indonesia sebagai produsen lobster dunia,” ujar Tb. Haeru.
Tb. Haeru mengatakan kebijakan pemberhentian ekspor benih bening lobster (BBL) dan menggenjot industri budidaya merupakan hal yang tepat. Dari sisi ekonomi, eksportasi BBL dapat menurunkan produksi lobster di Vietnam. Kondisi tersebut dapat menyebabkan peluang bagi Indonesia untuk merebut pangsa pasar semakin lebar.
“Indonesia punya potensi jadi produsen dunia untuk lobster, karena kita memiliki sumber BBL di Indonesia yang sangat besar. Inilah kesempatan dan potensi kita untuk dapat membudidayakan dan merajai pasar lobster dunia. Dan untuk bisa merealisasikan itu semua tidak lain dengan budidaya,” terangnya.
“Pasalnya, hasil penelitian menunjukkan tingkat sintasan atau kelulushidupan lobster di alam hanya 0,01 persen. Sangat berharga sekali jika satu ekor benih bisa menjadi lobster dewasa yang dapat dikonsumsi. Oleh karena itu, dilakukanlah upaya budidaya, di mana dengan melakukan budidaya lobster diharapkan dapat menjaga keberlanjutan dan ketersediaan lobster di alam,” imbuh Tb. Haeru.
Saat ini di BPBAP Situbondo perkembangan budidaya lobster pada tahap pendederan segmen satu dari BBL sudah berhasil mendapatkan tingkat kelangsungan hidup di kisaran 70 persen. Selanjutnya, pada tahap pembesaran segmen 3 dan 4 sudah memiliki tingkat kelangsungan hidup yang sangat optimal.
Koordinator Budidaya Lobster BPBAP Situbondo, Siti Subaidah, menjelaskan, teknologi yang digunakan BPBAP Situbondo ada dua, yaitu keramba jaring apung dan petak tambak berlapiskan semen seluas 1.000m2 di unit pecaron BPBAP Situbondo.
Sumber : https://www.pertanianku.com/kkp-berhasil-mengembangkan-teknologi-budidaya-lobster/