(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Raup Omzet Ratusan Juta dari Budidaya Jamur Tiram

Admin dkpp | 01 Maret 2022 | 346 kali

 Jamur tiram menjadi salah satu jenis jamur yang disenangi oleh masyarakat karena rasanya enak, tinggi protein, bebas lemak, rendah kalori, dan bebas kolesterol. Saat ini sentra budidaya jamur tiram berada di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lokasi budidaya jamur  tersebar di beberapa kecamatan seperti Jalan Cagak, Patok Besi, Ciasem, Sagalaherang, Pagaden, dan Pagaden Barat. Komoditas yang menjadi andalan di kawasan ini adalah jamur merang dan jamur tiram. Ketua Kelompok Tani Jamur Tiram Mandiri, Acep Mansyur, menjelaskan, budidaya jamur tiram memang sangat menjanjikan.

“Terima kasih kepada Kementan (Kementerian Pertanian) atas bantuannya. Budidaya jamur tiram ini menurut saya memang menguntungkan. Dengan bantuan 16.000 baglog dari Kementan, diperkirakan kami dapat meraup keuntungan hingga Rp12 juta per bulan dalam satu periode tanam,” tutur Acep seperti dilansir dari laman hortikultura.pertanian.go.id

Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua Poktan Jamur Tiram Sadjati, Gatot Amanto. Saat ini Poktan Jamur Tiram Sadjati memiliki 4 kumbung jamur, masing-masing berkapasitas 12.000 baglog, 13.000 baglog, dan 35.000 baglog. Dalam satu periode tanam, Poktan mampu meraih nilai penjualan mencapai Rp152 juta.

“Dari tiga kumbung, kami bisa menghasilkan hingga 150 kg jamur segar setiap hari. Dengan harga di tingkat petani sekitar Rp10 ribu per kilo, maka bisa diperoleh nilai penjualan hingga Rp152 juta. Jika dipotong dengan biaya baglog Rp3 ribu per buah, kira-kira kami bisa dapat profit Rp38 juta per periode musim tanam,” papar Gatot.

Gatot melanjutkan, limbah dari proses budidaya jamur tiram juga bisa dimanfaatkan untuk menambah keuntungan. Bagian ini dapat diolah menjadi kompos pupuk, wood pellet (bahan bakar kompor kayu), dan bahan campuran batu bara. Bahkan, limbah plastik yang dihasilkan dari budidaya jamur masih bisa dikumpulkan untuk dijual ke pengepul dengan harga jual Rp1.000–Rp2.000 per kg. Plastik-plastik tersebut akan diolah kembali untuk didaur ulang.

Dalam kunjungan kerjanya di Subang, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, mengajak milenial untuk budidaya jamur sebagai sumber pendapatan alternatif. Pasalnya, komoditas jamur sudah memiliki pasar yang menjanjikan dan menguntungkan.

“Kementerian Pertanian mendukung pengembangan jamur yang dilakukan oleh petani. Dalam situasi pandemi sekarang, budidaya jamur tiram merupakan usaha yang sangat menarik sekali karena dapat dikerjakan di lingkungan rumah, tidak memerlukan banyak lahan, pangsa pasar yang luas, dan harganya juga bagus,” jelas Prihasto.

Sumber : https://www.pertanianku.com/raup-omzet-ratusan-juta-dari-budidaya-jamur-tiram/